Saat berbicara mengenai penyusupan di laut, tentu kita perlu mengenal modus operandi yang sering digunakan oleh para pelaku kejahatan ini. Modus operandi penyusupan di laut seringkali melibatkan taktik dan strategi yang cermat untuk bisa berhasil melakukan aksinya tanpa terdeteksi.
Menurut Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla), Laksamana Muda TNI Wisnu Pramandita, “Penyusupan di laut seringkali dilakukan dengan cara menyelinap masuk ke wilayah perairan yang tidak diizinkan atau tanpa sepengetahuan pihak yang berwenang. Para pelaku sering menggunakan kapal-kapal kecil atau perahu nelayan untuk menyusup ke wilayah yang dituju.”
Modus operandi ini memang memerlukan perencanaan yang matang dan risiko yang tinggi. Para pelaku harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti cuaca, arus laut, dan patroli keamanan laut yang ada. Namun, hal ini tidak menghentikan niat para penyusup untuk mencoba merampas sumber daya alam yang ada di laut.
Menurut Direktur Eksekutif Lembaga Riset Kelautan (LeResKel), Dr. Hadi Prayitno, “Penyusupan di laut dapat merugikan negara dalam hal ekonomi dan keamanan. Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama antarinstansi dan negara untuk memperkuat sistem pengawasan dan penegakan hukum di laut.”
Dalam menghadapi modus operandi penyusupan di laut, kita sebagai masyarakat juga perlu lebih waspada dan proaktif dalam melaporkan kegiatan mencurigakan di sekitar wilayah perairan. Dengan demikian, kita dapat membantu pihak berwenang untuk mencegah dan menangani tindakan penyusupan di laut dengan lebih efektif.
Melalui pemahaman yang lebih baik mengenai modus operandi penyusupan di laut, kita dapat bersama-sama melindungi sumber daya alam yang ada di laut dan menjaga keamanan wilayah perairan Indonesia. Dengan kerjasama dan kesadaran bersama, kita dapat mencegah tindakan penyusupan di laut dan meraih laut yang lebih aman dan sejahtera untuk generasi mendatang.